6 Petugas Medis Meninggal akibat Virus Corona, 1.700 Terpapar

CNN Indonesia | Jumat, 14/02/2020 19:40 WIB
6 Petugas Medis Meninggal akibat Virus Corona, 1.700 Terpapar
Virus corona di China. (Xiong Qi/Xinhua via AP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Korban meninggal akibat virus corona di seluruh dunia hampir mendekati 1.400 orang. Dari jumlah itu, enam di antaranya merupakan pekerja medis, termasuk dokter.

Sebanyak 1.716 petugas kesehatan terinfeksi virus mematikan itu. Sedangkan total yang terjangkit berjumlah 64.435 orang.

Dikutip dari AFP, Jumat (14/2), Wakil Menteri di Komisi Kesehatan Nasional Zeng Yixin mengatakan 1.102 petugas yang terinfeksi berada di Wuhan, pusat penyebaran virus corona. Sementara 400 lainnya di wilayah lain di Provinsi Hubei.

Pihak berwenang China telah mengirimkan alat pelindung ke rumah sakit di Wuhan, tempat para dokter dan perawat kewalahan menghadapi ribuan pasien.

Banyak dokter yang terpaksa menangani pasien terduga atau positif corona tanpa menggunakan pelindung seperti masker. 

Tak sedikit pula petugas medis yang harus memakai masker dan alat pelindung yang sama ketika peralatan itu seharusnya diganti secara berkala.




Karena pasien yang membeludak, sebagian dokter dan petugas medis bahkan tak memiliki waktu cukup untuk pergi ke toilet. Pejabat kesehatan China menuturkan sebagian dokter bahkan dikabarkan harus menggunakan popok dewasa agar tak harus meninggalkan pasien mereka ketika ingin ke toilet.


Salah satu dokter di sebuah klinik komunitas di Wuhan mengatakan dia dan setidaknya 16 rekannya baru-baru ini mengidap gejala virus corona termasuk infeksi paru-paru dan batuk.

Sejauh ini sudah dua dokter yang meninggal karena virus corona yakni Dokter Li Wenliang dan Dokter Liang Wudong. Li merupakan salah satu wistleblower yang menyebarkan peringatan virus corona ke publik dan sempat menjadi target pihak berwenang Wuhan. Sementara itu, Liang merupakan salah satu dokter yang pertama kali menangani virus corona sejak awal epidemi itu muncul dan menyebar.


Kematian Li diratapi banyak penduduk China, dan memicu amarah terhadap pemerintah.

Karena kejadian ini, para penduduk banyak mengkritik kebijakan Partai Komunis China dalam hal penyebaran informasi terkait virus corona melalui media sosial. (dea)

sumber :

Komentar